Kota Bogor tidak hanya dikenal keragaman kuliner tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi kota teh. Memiliki sejarah sejak tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya Bogor. Lalu diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan.
Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik didampingi Founder & President Director Sila Tea, Iriana Ekasari memberikan paparan sejarah teh di Indonesia. Visi serta misi kehadiran Sila Tea House di Kota Bogor yang sudah ada sejak tahun 2018.
Penjelasan tersebut disampaikan kepada Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah saat mengunjungi Sila Tea House Indonesia Artisan Tea (12/5) lalu. Lokasinya di Jalan Danau Poso, Duta Pakuan, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Redha Taufik Ardias juga merupakan Petani Milenial Pemprov Jawa Barat angkatan tahun 2022. Ia menjelaskan bahwa dari nilai sejarah, Kota Bogor memiliki kaitan erat dengan perjalanan teh di Indonesia.
“Karena Bogor memiliki nilai sejarah tentang teh. Pertama kali teh ditanam untuk keperluan agribisnis di Kebun Raya Bogor risetnya. Riset perkebunan nusantara pertama kali penelitian teh juga di Kota Bogor,” kata Redha Taufik.
Silat Tea House berdiri pada tahun 2018 di Kota Bogor yang membawa visi untuk membawa citra teh Indonesia di dalam negeri maupun luar negeri.
“Misinya untuk mensejahterakan insan tani, pemetik, petani teh dan konsumen dan juga untuk menjaga kelestarian alam nusantara,” jelasnya.
Sehingga dengan strategi inovasi dan Edupreneur diharapkan bisa bermunculan pengusaha muda yang juga ikut membuka bisnis teh.Strateginya agar teh ini bisa naik kelas dengan banyak melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat secara umum. Makanya kita hadirkan rumah teh Indonesia galeri inovasi dan edukasi.
Saat ini Sila Tea House memiliki 50 racikan teh dari 20 kebun teh yang ada di Indonesia.
“Jadi berdasarkan hasil inovasi, berdasarkan riset dan kurasi dari kebun teh se-Indonesia kita pilih yang terbaik kita hadirkan di sini. Kiita edukasi konsumen dan pelaku usaha di Bogor,” katanya.
Sila Tea House ini kata Redha bukanlah Teashop melainkan galeri showroom showcase yang menghadirkan dan menjual berbagai jenis teh di Indonesia.
Sehingga tamu atau konsumen yang datang akan diedukasi bagaimana membuat teh. Mengenal jenis-jenis teh dan perjalanannya hingga cara membuka usaha teh.
“Karena tujuan utama kita mengedukasi, jadi mereka bisa nge-teh di sini dengan membeli produk teh di sini kemudian nanti kita ajarkan cara meraciknya, kita jelaskan asal produknya, perjalanan tehnya dan sebagainya. Jadi mereka bisa dapat ilmu juga,” ujarnya.
Perjalanan Tea House yang dirintis dengan modal mandiri berawal dari sebuah UMKM. Kini berkembang menjadi rumah teh, membawa Redha mendapat kesempatan dari pemerintah pusat untuk mempresentasikan teh Indonesia ke Las Vegas. Di Las Vegas juga Sila Tea House mengikuti acara Winter Fancy Food Show 15-17 Januari 2023 lalu.
PadaĀ Juni 2023 mendatang ia juga akan terbang ke Thailand mewakili petani teh dari petani milenial melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Melihat perjalanan teh di Bogor, Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah mengatakan, potensi tersebut sebagai peluang untuk terus memperkuat Bogor sebagai kota kuliner yang juga selalu menjadi kota tujuan wisata.
“Akan kita coba terus bantu promosikan dan edukasi masyarakat. Karena ini bagus, kita bisa melihat perjalanan teh. Cara meraciknya dan peluang usahanya yang juga bisa mendatangkan kunjungan ke Kota Bogor. Jadi anak-anak muda bisa dilatih menjadi baristea-nya. Jadi mudah-mudahan sedikit demi sedikit kita munculkan ini ke masyarakat,” katanya.
Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang.Pada tahun 1694 tanaman teh sinensis juga terlihat di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys di Batavia.