Omset Penjualan Madu Petani KTH Alam Roban Meningkat Berkat Askrindo

Travelpreneur1,581 views

Entrepreneurpos_PT Askrindo terus mendukung peningkatan kesejahteraan usaha kecil menengah. Salah satunya Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Roban yang beternak lebah di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

PT Askrindo sampai saat ini telah berkontribusi pada kegiatan pemberdayaan petani lebah madu KTH Alam Roban sebesar 97,63% dari akumulasi periode 2021-2023.

Direktur Utama Askrindo Fankar Umran menegaskan bahwa UMKM adalah salah satu fondasi perekonomian bangsa. Dukungan ini adalah bagian dari ikhtiar untuk mendorong dan memberdayakan UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan.

Askrindo akan terus berkomitmen dalam memberikan pendampingan serta membantu UMKM dalam akses permodalan. Sehingga diharapkan UMKM yang telah dibina oleh Askrindo mampu menjadikan usaha yang mandiri, kuat, bergengsi, dan stabil dalam mendorong profitabilitas UMKM Indonesia.

KTH Alam Roban adalah salah satu binaan dari Askrindo yang memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan program.

Apis cerana atau lebah madu Asia merupakan spesies asli penghuni wilayah Alas Roban. Lebah-lebah inilah yang memberikan sarang buatan koloninya kepada para petani untuk dapat dipanen.

Casman sebagai Ketua Kelompok Tani KTH Alam Roban mengatakan biasanya panen madu liar dilakukan sebanyak 3 kali selama 1 tahun.

“Jika cuaca sedang cerah, panen madu selama 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 kali, tapi kalau curah hujan tinggi, biasa produksi agak menurun,” kata Casman dalam keterangannya.

Sarang madu yang telah melalui penyaringan kemudian diekstrak kembali sehingga didapatkan hanya madu yang berkualitas tinggi.

“Proses penyaringan madu di sini masih tergolong sederhana, dengan sarang lebah yang masih alami bukan buatan. Sehingga melahirkan rasa madu liar yang manis tanpa ada tambahan gula,” tambah Casman.

KTH Alam Roban mengalami pasang-surut dalam perjalanannya. Beberapa kali dalam kondisi keterbatasan akan perizinan kelompok, hingga peralatan dan kotak sarang lebah yang kurang memadai. Sehingga menyebabkan terhambatnya panen madu liar.

“Awal berdirinya kelompok di tahun 2013. Omset yang kami peroleh dalam sekali panen terbilang cukup minim sekitar tidak lebih dari Rp 5-6 juta melihat dari kurangnya sarana dan instrumen yang ada disini, sehingga kelompok mengalami penurunan jumlah anggota dari 23 orang menjadi 15 orang,“ ujar Casman.

Dengan adanya pendampingan dari PT Askrindo sejak tahun 2021, perlahan produktivitas KTH Alam Roban meningkat ditambah dengan diberikannya beberapa bantuan sarana prasarana.

Saat ini omset penjualan madu setiap anggota kelompoknya di musim panen mencapai Rp 22 juta. Jika setiap tahun 3 kali masa panen, omset penjualan madu mencapai Rp 66 juta. Tentunya hal tersebut memberikan kenaikan nilai manfaat ekonomi yang signifikan.

KTH Alam Roban terus meningkatkan produktivitasnya dengan tidak hanya memasarkan penjualan madu liar, namun juga memasarkan produk madu dengan sarang lebah serta bee pollen.

Hingga kini, madu liar dengan merk jual Madu Mak Lebah sering mengikuti pameran. KTH Alam Roban optimis untuk terus berkembang secara mandiri agar produk ”Madu Mak Lebah“ dapat dikenal hingga ke luar negeri.