Petik Laut ini sebagai warisan leluhur. Disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mencari rezeki. Setiap tahun para nelayan setempat melaksanakan acara adat Petik Laut.
Sama dengan perayaan tradisi petik laut lainnya, mereka melarung sesaji ke tengah laut menggunakan perahu.
Dilansir dari banyuwangikab.go.id dijelaskan bahwa, sesaji yang dilarung nelayan diangkut dengan menggunakan perahu mini. Sesaji tersebut kepala sapi serta sejumlah hasil bumi dan laut.
Ketua panitia petik laut Marsudi mengatakan pihaknya telah merencanakan kegiatan ini selama satu bulan penuh, mengingat adanya pandemi corona. Panitia pun berupaya menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Semua yang terlibat ritual pasti memakai masker. Selain itu, penonton juga dibatasi,”kata Marsudi.
Selain larung sesaji, di lokasi tersebut juga diadakan selamatan dengan mengadakan wayang kulit.
Dijelaskan Marsudi tradisi ini di gelar untuk memohon kepada Tuhan agar para nelayan diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah saat bekerja di laut.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi kegiatan petik laut lampon. Termasuk persiapan panitia penyelenggara yang mengadakan prosesi petik laut dengan protokol kesehatan.
“Setiap kegiatan keramaian maupun upacara keagaamaan harus tetap menggunakan protokol kesehatan. Tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan,”ungkap Anas.
Pantai Lampon yang menjadi lokasi petik laut ini memiliki pemandangan indah. Banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati liburan di Banyuwangi.(yer)