Ekspor ke India memiliki potensi pasar yang terus akan dikembangkan selain pasar non tradisional seperti Timur Tengah. Terutama bagi furnitur yang cukup diminati di negara tersebut. Upaya itu merupakan salah satu cara untuk mengantisiapsi resesi global saat ini.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, furnitur Indonesia ke India menjadi target penting setelah Amerika dan Eropa. Mengingat pasar Eropa dan Amerika saat ini mengalami penurunan karena dampak resesi.
“Kita coba kembangkan di India karena Eropa ekonominya mengalami penurunan. Begitu juga potensi pasar di Asia dan Timur Tengah. Untuk negara Asia Tenggara saja seperti Fhilipina permintaan furnitur Indonesia cukup diminati,” kata Putu di Jakarta (17/11)
Kualitas dan indahan produk furnitur kayu solit buatan Indonesia dikenal memiliki estetika tersendiri. Sehingga furnitur kayu solit mampu bersaing di pasar dunia. Berbeda dengan produk partikel board yang harus diolah dari serbuk menjadi furnitur.
Sebab itulah yang membuat furnitur kayu solit Indonesia banyak disukai. Estetika keindahan dari seni kayu memberikan sentuhan kemewahan. Untuk pelengkap interior seperti rumah-rumah elit, hotel, restoran dan perkantoran.
“Kalau partikel board tu level masyarakatnya berbeda dengan kayu solit. Tapi rumah-rumah mewah lebih memilih furnitur kayu solit Indonesia yang diakui dunia,”ungkapnya.
Untuk tahun 2020 ekspor industri furnitur tercatat sebesar USD1,9 miliar. Ditahun 2021 meningkat 33 persen atau mencapai nilai USD2,5 miliar. Dalam periode Januari-September 2022, angka ekspor mampu mencapai USD1,9 miliar atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021 dengan nilai USD1,8 miliar.
Sebelumnya, Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor produk funitur dengan kontribusi ekspor lebih dari 50%. Sedangkan ekspor tujuan negara-negara Eropa secara total berkontribusi sekurang-kurangnya 19% dari total ekspor produk furnitur. Namun dampak dari pandemi covid 19 juga berpengaruh pada turunnya permintaan.
Kemenperin juga mendukung Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) yang menargetkan eskpor industri furnitur mencapai USD 5 Miliar pada tahun 2024.
Sebab itu, Kemenperin akan mendorong furnitur mengingat potensinya cukup besar. Dengan menumbuhkan keinginan pasar. Salah satunya dengan cara melakukan inovasi.
“Kita harus tahu melihat tren yang disukai.Seperti model klasik itu masih digemari pembeli. Kita dorong untuk dipromosikan,”terangnya.
Salah satu caranya kata Putu, dengan melakukan expo pameran. Dengan expo yang bagus dua atau tiga kali saja, Indonesia bisa jadi pusat promosi. Sehingga orang bisa datang ke Indonesia.
Lokasi expo furnitur dapat dilakukan di Jakarta. Termasuk kota lain yang punya tujuan wisata. Supaya sambil menikmati libur juga bisa membeli furnitur. Sehingga memberikan nilai tambah bagi ekonomi di daerah yang dikunjungi.
Lalu upaya lain juga dilakukan dengan menjajaki kerjasama dengan asosiasi furnitur. Mengundang para pengusaha yang hadir ke acara expo furnitur.
“Kita dorong untuk meningkatkan kemampuan industri furnitur. Melakukan injekasi teknologi supaya hasil lebih maksimal,”terangnya.
Cara lainnya adalah memberikan insentif 30 persen untuk industri furnitur.Mendukung lebih produktif dan efesien penggunaan bahan baku. Apakah suplai jaminan bahan bakunya pasti. Untuk kepastian bahan baku produk kayu diregister dan dipetakan.
Lalu, perbaikan rantai pasok, substitusi impor, serta program-program peningkatan kapasitas. Semua upaya dintensifkan sebagai wujud keberpihakan pemerintah agar industri dalam negeri.
Untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan baku, Kemenperin juga akan memperjuangkan agar komoditas kayu dan rotan dapat segera masuk ke dalam Sistem Nasional Neraca Komoditas (SINAS NK).
Memuat data terkait suplai atau produksi komoditas tertentu, kebutuhan baku industri dan konsumsi dalam kurun waktu tertentu yang berlaku secara nasional. Sistem ini memungkinkan pengawasan ketat dan komprehensif terhadap supply chain bahan baku industri, termasuk terkait dengan kebutuhan impor.
Untuk dukungan penguatan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) furnitur terampil dan siap pakai, Kemenperin mengoptimalkan fasilitas Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah. Silabus pengajaran di politeknik terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan industri.
“Terobosan yang dilakukan Kemenperin adalah melalui upaya peningkatan market intellegence dan promosi produk ke pasar-pasar non-tradisional, misalnya India dan Timur Tengah,”terangnya
Kemenperin juga mendorong peningkatan kinerja industri furnitur tradisional untuk meningkatkan kinerja industri furnitur nasional. Diantaranya melalui intensifikasi upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pada tahun 2022, Kemenperin menyiapkan program sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk 1.250 produk. Untuk tahun 2023 mendatang, Kemenperin memperjuangkan penambahan anggaran agar jumlah sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10 ribu produk. Langkah tersebut diharapkan menjadi momentum bagi industri furnitur untuk meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya di dalam negeri.(yer)