Seminar daring digelar Indonesia Peace and Conflict Resolution Association (IPCRA) berkolaborasi dengan Ikatan Alumni Universitas Pertahanan di Jakarta Rabu (8/8). Kegiatan itu digelar dalam rangkaian A piece of peace, from Indonesia to the World.
Mengusung tema Pasukan Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI: Kontribusi Nyata bagi Indonesia dan Dunia. Peserta yang terdaftar 1.200 orang.
Ketua Pelaksana kegiatan tersebut Nalendro Nusantoro mengatakan peserta berasal dari 34 provinsi di Indonesia dan sembilan negara sahabat.
Seminar disiarkan langsung di kanal YouTube Ikatan Alumni Universitas Pertahanan UNHAN.
Mayor Jenderal TNI Victor H. Simatupang, M. Bus sebagai Komandan PMPP TNI mengatakan peran pasukan misi perdamaian TNI.
Victor menjelaskan sejarah pelibatan TNI, PMPP TNI dan Mekanisme Deployment. Meskipun Indonesia belum mencapai target Visi empat ribu Peacekeepers. Tapi berdasarkan pada data per Juli 2020 Indonesia mencapai target berada pada posisi sepuluh besar negara berkontribusi pasukan Top Ten Troops Contributing Country (TCC).
Dari 112 negara TCC dengan 2.805 personel pasukan perdamaian TNI termasuk di dalamnya 116 personel wanita TNI.
Pembicara lainya Brigadir Jenderal TNI Eri R. Hidayat sebagai Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat & Peneliti Pasukan Perdamaian.
Eri menyampaikan bahwa perlunya pelatihan Resiliensi Psikologis bagi pasukan yang akan diberangkatkan ke Misi Pemeliharaan Perdamaian. Hal itu ditujukan agar personel pasukan memiliki kemampuan individu untuk menangani dengan berhasil berbagai situasi yang penuh tantangan.
Kemudian berlanjut dan bertahap dalam menghadapi kesulitan atau kekuatan mental yang membuat mereka tetap sehat.
“Sehat secara mental dan bisa recover walaupun menghadapi berbagai kesulitan atau menghadapi stress dan trauma dengan bantuan orang-orang yang berkompeten,”katanya.
Semua personel pasukan Pemeliharaan Perdamaian Dunia yang diberangkatkan dinyatakan sudah lulus seleksi.
Dinilai apakah mereka tingkat stres yang mengancam atau tidak. Apakah mereka memiliki kemampuan untuk kembali dari situasi yang membuat stres sambil tetap menunjukkan performa yang optimal, untuk tetap mencapai tugas pokok yang diberikan.
Berdasarkan lesson learned sebagai perwira psikologis pada Satuan Tugas United Nations African Mission in Darfur (UNAMID), Eri mengusulkan agar PMPP TNI melakukan kembali evaluasi penilaian Resiliensi Psikologis personel pasukan. Yang kembali dari tugas Misi Pemeliharaan Perdamaian sebelum kembali ke keluarga dan unit mereka masing-masing.
Selain itu, seminar itu juga dihadiri Dr. Henny Saptatia, Brigjen TNI (Purn) Makmur Supriyatno, Muhammad Revindo PhD. Memberikan sejumlah pengayaan pada tema webinar idalam segi national branding, national interest, dan keterkaitan pasukan pemeliharaan perdamaian dengan Economic Intelligence dan Industri Pertahanan.
Sementara Ketua IPRCA Dr. Prisca Delima mengungkapkan untuk berbuat baik demi masyarakat, bangsa, dan negara, seseorang memerlukan bukan saja kapasitas yang memadai. Ditambah dengan dukungan keterampilan dan teknologi yang menjadikannya mampu, tetapi juga resiliensi yang memadai.
Resiliensi seseorang dapat terbentuk berdasarkan pengalaman pribadi. Pengaruh lingkungan sosial terutama keluarga. Selain juga lingkungan sosial budaya yang lebih besar lagi dan lingkungan hidupnya.
Dalam konteks negara, kumpulan manusia Indonesia dengan kapasitas dan kemampuan resiliensi tinggi seharusnya menjadi national interest. Sebab itu menjadi aset bangsa dan negara.
Untuk ke depan, demi Indonesia yang lebih baik, aset manusia Indonesia seperti inilah yang perlu tampil dan menjadi “brand” untuk Indonesia maju.
Rangkaian webinar IPCRA dimaksudkan sebagai tempat berdiskusi dan berbagi dalam ranah akademik, sehingga hasilnya pun diharapkan dapat memperkaya wawasan. Menjadi masukan bagi instansi dan lembaga terkait.
Agenda Webinar IPCRA berikutnya, rencananya digelar (12/8) 2020, masih dalam bentuk pertemuan virtual. Demi kinerja yang tetap aman dan aktif serta tetap menjaga protokol kesehatan. (yer)