by

Kenalkan Minyak Atsiri di Side Event G20 Solo

Dok_Kemenparekraf

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno akan memperkenalkan minyak atsiri. Promosi itu ditujukan kepada delegasi G20 yang hadir pada Side Event International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF).

Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses penyulingan. Bagian tumbuhan yang diekstrak dapat berupa kelopak bunga, daun, kulit kayu, biji, hingga akar.

Menparekraf Sandiaga dalam acara pertemuan dengan pelaku parekraf, di Hotel Royal Heritage, Jumat (29/4/2022), menyampaikan bahwa minyak atsiri Indonesia telah dikenal di Eropa.

Dikenal sebelum kemerdekaan dan memiliki potensi ekonomi cukup baik.

“Dahulu di tahun sebelum kemerdekaan, minyak atsiri Indonesia ini sudah dikenal di Eropa. Kesempatan kita nanti untuk me-relaunch atau melaunching kembali supaya kita bisa mengambil pasar ekspor produk berbasis kesehatan,” kata Sandi dalam siaran pers Kemenparekraf.

Sandi mengatakan bahwa side event G20 IWTCF dengan tema A Sustainability Strategy for The World Tourism Recovery and Growth Through Wellness Tourism For All. Kegiatan itu digelar pada 5-7 Agustus 2022 di Solo/Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan itu akan menampilkan dan mempromosikan destinasi dan produk wisata Wellness Indonesia.

“Kami akan mendeklarasikan pengembangan pariwisata Wellness di Indonesia. Memamerkan, dan mempromosikan destinasi dan produk Wellness Tourism Indonesia, serta membangun jaringan dan kolaborasi,”katanya.

Untuk mendukung pelaku ekraf Solo, sudah diambil beberapa contoh produk ekonomi kreatif dari pelaku ekraf yang hadir, agar nantinya bisa dikurasi untuk tampil di side event IWTCF.

“Tadi sebagian sudah kami bawa sampelnya untuk nanti ditampilkan pada IWTCF yang rencananya akan dilakukan pada 5-7 Agustus 2022, di Kota Solo,”ujarnya.

Selain itu, Menparekraf Sandiaga juga menyoroti tentang produk ekonomi kreatif di Solo yang memiliki potensi untuk dikembankan. Mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi, seperti dari segi kemasan agar bisa lebih memiliki daya tarik bagi wisatawan.

Agar produk-produk ekonomi kreatif makin berkualitas dari sisi kemasan, Kemenparekraf hadirkan program BEDAKAN (Bedah Desain Kuliner Nusantara) yang akan memberikan pendampingan bagi pelaku parekraf. Menghadirkan kemasan yang lebih menarik.(yer)