PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dengan Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama untuk rantai pasok bahan baku jamu. Upaya itu untuk mendukung pengusaha UKM dan kelompok koperasi petani.
Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Teten Masduki mengatakan, sinergi itu untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masuk menjadi pemasok bahan baku jamu. Sehingga hasil panen petani terjamin. Harga jualnya juga stabil. Sedangkan pihak industri mendapat keuntungan dari jaminan pasokan bahan baku.
“Produk jamu, obat herbal semakin diminati dunia. Kita punya bahan baku melimpah yang ditanam para petani. Kelompok tani itu bergabung dalam koperasi untuk menampung hasil panen. Selanjutnya koperasi akan menjual kepada industri jamu,”kata Teten di Jakarta, Jumat (16/12)
Dijelaskan Teten, Sido Muncul melakukan berbagai program memberdayakan masyakarat termasuk petani dan peduli lingkungan.Kita ingin petani tidak lagi berusaha sendiri-sendiri tapi melalui koperasi. Banyak program yang bisa diikuti jika bergabung dengan koperasi. Sehingga keluhan dan kendala para petani bisa teratasi. Misalnya soal modal pinjaman bank yang sering menyulitkan petani.
“Pihak bank tidak mau memberikan pinjaman karena tidak ada kepastian pasar dan stabilitas harga panen. Selain ada dana KUR juga ada dana koperasi bergulir. Melalui koperasi juga para petani akan terbantu. Termasuk fasilitas pengolahan pasca panen yang membutuhkan alat produksi,”katanya.
Permintaan dunia akan produk jamu, obat herbal semakin diminati negara-negara maju. Sebab itu kata Teten, Indonesia punya peluang besar untuk jadi pemain dunia. Memiliki keragaman biodivestary bisa juga menjadi sumber bahan-bahan herbal. Sebab itu pelakunya harus menyiapkan secara baik, higienis dan standar ekspor.
Sementara itu Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan saat ini bahan baku Sido Muncul dipasok 60 persen dari petani dan 40 dari supplier.Harapannya akan terus bertambah dengan semakin banyaknya koperasi petani yang menjadi mitra.
“Sido Muncul sudah sejak 1998 menjalin mitra dengan komperasi petani. Karena ada program Kemenkop UKM maka kami akan tingkatkan pembelian dari petani. Petani terbantu dan terintegrasi untuk meningkatkan produksi bahan baku,”terangnya.
Dijelaskannya, jika lahan semakin luas maka penggunaan pupuk jauh lebih murah. Tapi jika lahan kecil dan petaninya perorangan tidak akan efisien. Jika nantinya jumlah koperasi di daerah lain terus bertambah tidak akan lebih baik. Didukung dengan akses dan infrastruktur untuk menunjang produktifitas petani hingga sampai ke pihak industri.
Irwan mengungkapkan, Sido Muncul juga sedang membangun pusat riset tentang tempah akan diresmikan 22 Desember 2022 di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selain punya laboratorium, green house dan nursery pusat riset senter itu bisa digunakan untuk kegiatan berbasis ilmiah dan edukasi.
Dengan adanya museum dan riset center nantinya akan digunakan masyakarat dan kegiatan ilmiah. Dibangun dengan konsep modern dan dapat mendorong wisata di Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan Purchase Order (PO) dari Sido Muncul kepada ketua kelompok Tani Harapan Maju Jaya, Sudir dari Desa Penakir, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Untuk pemesanan 4 ton simplisia kering Jahe sebagai wujud nyata kerjasama yang telah dirintis selama ini.
“Kalau 4 ton bahan kering sama dengan 40 ton bahan baku basah.Dengan adanya penambahan koperasi petani akan ada peningkatan permintaan dan kami akan beli.Sehingga semua terintegrasi dan ikut bergerak maju,”ungkapnya.
Sebagai implementasi kesepakatan tersebut akan dikembangkan pada 2023 pilot project kemitraan bahan baku jamu. Kesepakatan itu ditandatangani Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Untuk pilot project lokasinya ada dua, yaitu Kabupaten Pemalang dan Bondowoso. Di Pemalang akan dikembangkan komoditas jahe, kencur, kapulaga dan sereh seluas 14 hektar. Bekerjasama dengan Koperasi Nafi Berkah Jaya dan menyertakan 70 petani.
Sedangkan di Kabupaten Bondowoso melibatkan 100 petani dengan luas sekitar 70 hektar untuk jahe dan kunyit. Petani itu dinaungi koperasi produsen Agro Farm Bondowoso.
Selain itu juga akan dilakukan pelatihan, pedampingan dan pembinaan. Termasuk juga fasilitas pasca panen distribusi pemasaran.(yer)