Pemerintah terus berupaya mendorong kemajuan studentpreneur melalui berbagai kebijakan. Salah satunya yaitu optimalisasi pemanfaatan teknologi digital.
Pengembangan digitalisasi sendiri diproyeksikan akan berkontribusi senilai Rp4.434 Triliun terhadap PDB di tahun 2030 atau setara dengan 16 persen dari PDB.
“Berbagai dukungan dilakukan Pemerintah dalam mengembangkan keterampilan digital seperti Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Digital Leadership Academy dan Sea Labs Academy,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers.
Ia mengatakan hal itu ketika menyampaikan Keynote Speech secara luring dalam acara Inspirational Talk: Bangkit Bersama Pasca Pandemi & Mini Expo Studentpreneur di Universitas Pendidikan Nasional, Bali (11/07)
Terkait dengan Program Kartu Prakerja, Pemerintah telah menyalurkan insentif kepada 13 juta penerima.Capaian 30 persen penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha.
Selain itu insentif yang diberikan tersebut telah dimanfaatkan sebanyak 92 persen penerima untuk membeli bahan pangan dan 70 persen penerima untuk modal usaha. Apresiasi terhadap efektivitas Program Kartu Prakerja tersebut juga telah diberikan oleh berbagai lembaga internasional, diantaranya yakni UNESCO.
Dengan berbagai program peningkatan talenta digital tersebut, diharapkan mampu mendorong digitalisasi pada sektor UMKM agar lebih optimal. Pemerintah melakukan pemberdayaan dan perluasan akses pasar UMKM atau IKM Digital melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI), e-katalog LKPP, QRIS dan lainnya.
Pemerintah juga mengambil kebijakan bagi UMKM terkait dengan pemberian dukungan skema pembiayaan terintegrasi melalui program pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR merupakan program pembiayaan yang dapat dijangkau oleh berbagai skala usaha UMKM.
Pada masa pandemi, Pemerintah berupaya memberikan kebijakan relaksasi dan tambahan subsidi bunga sebesar 3 persen bagi debitur KUR sampai dengan 31 Desember 2022 dan meningkatkan plafon kredit tanpa agunan menjadi Rp100 juta.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa minat berwirausaha mahasiswa perlu untuk terus didukung, karena banyak entrepreneur yang juga lahir dari lingkungan kampus. Demikian juga halnya dengan beberapa perusahaan aplikasi besar di dunia yang hingga saat ini masif digunakan masyarakat juga lahir dari lingkungan kampus.
Dia berharap agar Universitas Pendidikan Nasional sebagai Techno Research-preneur University mampu mencetak para entrepreneur baru yang berkualitas. Berkomitmen tinggi sebagai game changer untuk mendorong pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
“Saya harap Universitas Pendidikan Nasional dapat mengembangkan inkubator wirausaha dengan melakukan penyediaan working space yang dilengkapi fasilitas memadai. Juga dapat dilakukan pemberian target inovasi setiap tahunnya agar produk yang dihasilkan akan semakin berkembang,”katanya.(yer)