Cashflow Quadrant 5 dan 6

CASHFLOW QUADRANT 6 (Menjadi “Business Owner”)

Menjadi seorang “business owner” artinya menjadi seorang pemilik bisnis dengan sebuah tujuan jangka panjang untuk membuat bisnis ini bisa “jalan sendiri” tanpa kehadiran dari pemiliknya.

Mari kita tengok usaha-usaha bisnis eceran atau kuliner yang modern, kita tidak pernah bertemu dengan pemilik bisnisnya kan? Memiliki usaha sendiri memerlukan investasi, baik dana atau juga waktu. Bayangkan bila ingin memulai bisnis kuliner seperti resto.

Ada banyak barang yang harus dibeli, mulai dari perlengkapan dapur sampai dengan perlengkapan makan pelanggan, mulai dari bahan baku hingga bahan jadi yang dibutuhkan pelanggan.

Belum lagi memikirkan biaya untuk tempat dan peralatan pendukungnya. Akan ada banyak biaya disana sehingga bila gagal maka risikonya jadi besar. Bagaiana caranya memasuki bisnis dengan risiko lebih rendah, Berikut ini adalah saran-sarannya.

1.Rintis bisnis sedikit demi sedikit.
Bisnis dapat dimulai dengn sedikit demi sedikit sehingga biayanya rendah. Sebelum benar-benar buka toko kenapa tidak menawarkan “jasa titip” atau “jastip”, membantu pelanggan mendapatkan apa yang dicarinya. Dengan cara ini maka kita akan paham apa saja kebutuhan pelanggan, siapa-siapa saja yang membutuhkan sehingga saat nanti toko dibuka sudah ada pelanggannya.

2.Mulai dulu dari menjual jasa
Anda ingin punya salon? Kenapa tidak memulai dulu dengan menjual jasa dengan menyediakan diri melakukan perawatan rambut di rumah pelanggan. Inipun sebuah cara untuk mempromosiksn diri dan mengenal pelanggan-pelanggan sebelum investasi ruangan salon yang membutuhkan dana lebih besar.

3.Minta pelanggan bayar di depan
Ketika pelanggan bisa membayar di depan maka risiko kita juga akan turun. Ketika pelanggan membayar di depan maka biasanya pelanggan tidak akan batal dan kita memiliki dana untuk membeli bahan baku contohnya.

4.Kerja sama
Kerja sama dengan pihak lain misalnya pemodal adalah sebuah cara menurunkan risiko.

5.Bisnis properti
Melakukan bisnis properti seperti menyediakan rumah kos adalah contoh bisnis dengan risiko lebih rendah (bukan berarti tidak ada risiko sama sekali lho). Nilai tanah dan nilai rumah biasanya tidak akan turun. Namun demikian harus kita telaah lebih dulu apakah ada kebutuhan terhadap rumah kos.

 

CASHFLOW QUADRANT 5 (Menumbuhkan Diri Jadi “Self Employed”)

Ketika menjadi seorang “Self Employed” maka sejauh mana “nama” kita dikenal akan sangat penting. Bukankah ada banyak dokter namun kebanyakan orang mencari dokter yang sudah punya “nama”? Ada banyak orang menawarkan jasa make up atau potong rambut namun mereka yang punya “nama” memiliki pelanggan paling banyak. Setidaknya ada

3 keuntungan bila kita memiliki “nama” yang baik.
1.Mudah mendapatkan pelanggan.
2.Mudah menaikkan harga
3.Mudah menawarkan barang-barang lain

Sekarang bagaimana caranya membangun “nama” bila kita jadi seorang “self employed”. Berikut ini ada 5 saran.

1.Kenali Pelanggan
Kenali pelanggan lebih dari sekedar namanya saja. Ketahui apa yang jadi kebiasaannya, dari mana ia berasal, bagaimana pengalaman kerjanya dll. Ketika bertemu lagi sapa dan tanya kepada pelanggan berdasarkan informasi pribadi yang telah kita ketahui. Sebagai contoh pelanggan memiliki anak perempuan bernama Erni yang masih belajar di jenjang TK (Taman Kanak). Ketika bertemu lagi ajukan pertanyaan:”Bagaimana kabar dengan Erni apakah sudah masuk sekolah lagi?”. Ini memperlihatkan kepeduliaan kita.

2.Temukan Sesuatu yang Baik dan Puji
Setiap orang pasti memiliki satu atau lebih keunggulan. Berikan pujian apakah itu pakaiannya yang serasi, pekerjaannya yang mantap dan bagus, keluarga yang bahagia, rambut yang bagus dll. Ingatlah pujian membuat perbincangan jadi menyenangkan dan lancar.

3.Tanyakan sesuatu yang membuat pelanggan bangga menceritakannya
Sebagai “self employed” kita akan makin disukai pelanggan bila pelanggan menganggap kita adalah orang yang menyenangkan untuk ditemui dan diajak ngobrol. Oleh karena itu bangunlah relasi yang baik dengan pelanggan dengan cara bertanya dan membuat ia bercerita dengan senang hati. Sebagai contoh bila kita menemukan di rumah pelanggan ada pajangan piala atau sertifikat maka bertanyalah kepada pelanggan piala apa dan bagaimana bisa mendapatkan piala atau sertifikat itu. Pelanggan pasti suka menceritakannya.

4.Minta Saran
Ketika kita meminta saran maka kita memperlihatkan diri sebagai seseorang yang ingin maju. Oleh karena itu jangan sungkan minta saran.

5.Minta Dikenalkan ke Orang Lain
Bila kita dapatkan bahwa pelanggan sudah mulai dekat maka inilah saat yang tepat meminta bantuan dia untuk kita bisa dikenalkan dengan calon pelanggan lain.(*)

Dr. Ir. Antonius Tanan, M.B.A.,M.Sc.,M.A:

-Independent Commissioner PT.Ciputra Development Tbk

-Pakar entrepreneurship Universitas Ciputra

-Pengasuh kelompok belajar Sekolah Kehidupan Entrepreneurship (SKE). Tulisan ini dilansir dari  grup SKE.Â